Memberi Lebih Bahagia dari Menerima – Cerita Sederhana
|
Seorang dosen tengah berjalan santai bersama seorang mahasiswa di taman kampus..keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang dan lusuh.
Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang sebentar lagi akan menyelesaikan pekerjaannya.
Sang mahasiswa melihat kepada dosennya dan berkata :
*”Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya..* kemudian kita bersembunyi di belakang pepohonan. Nanti ketika dia datang..kita lihat bagaimana dia kaget serta cemas karena kehilangan sepatunya..”
Dosen itu menjawab:
“Mahasiswaku.. *tidak pantas kita menghibur diri dengan mengorbankan orang miskin.* *Kamu kan orang yang kaya dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya…*
*Sekarang cobalah kamu masukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya..* kemudian saksikan bagaimana respons dari tukang kebun miskin itu?”
Sang mahasiswa sangat takjub dengan usulan dosennya.
*Dia langsung memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu.* Setelah itu ia bersembunyi di balik semak-semak bersama dosennya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun itu.
Tak berapa lama datanglah tukang kebun itu..sambil mengibas-ngibaskan kotoran debu dari pakaiannya..dia menuju ke tempat dia meninggalkan sepatunya.
Ketika ia memasukkan kakinya ke dalam sepatu.. dia menjadi terperanjat.. karena ada sesuatu yang mengganjal di dalamnya.
Saat ia keluarkan.. ternyata *uang..* .
Dia memeriksa sepatu yang satunya lagi..ternyata juga berisi *uang..*
Dia memandangi *uang* itu berulang-ulang seolah tidak percaya dengan penglihatannya.
Diapun memutar pandangannya ke segala penjuru namun tidak melihat seorang pun.
Sambil menggenggam uang itu lalu dia berlutut sambil menengadah ke langit dan berucap :
*”Aku bersyukur kepadaMu ya Allah..Tuhanku Yang Maha Pengasih dan Penyayang..*
Wahai Yang Maha Tahu.. istriku sedang sakit dan anak-anakku kelaparan.. mereka belum mendapatkan makanan hari ini.
*”Engkau telah menyelamatkanku..anak-anakku dan istriku dari penderitaan..”*
Dengan kepolosannya dia terus menangis terharu sambil memandangi ke langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari *Allah Yang Maha Pemurah*.
Sang mahasiswa sangat terharu atas pemandangan yang dilihatnya dari balik persembunyian itu. Air matanya menetes tanpa dapat dibendung.
Sang dosen yang bijak berkata kepada mahasiswanya :
“Bukankah sekarang kamu *merasakan kebahagiaan yang lebih* dari pada kamu melakukan ide pertama untuk menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?”
Sang mahasiswa menjawab :
*”Aku telah mendapatkan pelajaran yang tidak akan aku lupakan seumur hidupku”.*
“Sekarang aku paham makna kalimat :
*”Ketika kamu memberi..* kamu akan memperoleh *kebahagiaan yang lebih banyak* daripada ketika kamu diberi”.
Sang dosen melanjutkan nasehatnya.. “Ketahuilah bahwa *bentuk pemberian itu bermacam-macam:*
- Memaafkan kesalahan orang di saat kamu mampu melakukan balas dendam..adalah suatu *pemberian.*
- Mendoakan teman dan saudaramu di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) itu adalah juga *pemberian.*
- Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk juga suatu *pemberian.*
- Menahan diri dari membicarakan aib sesama kita di belakangnya adalah *pemberian* juga.
Itu semua adalah *”pemberian”*
Marilah kita saling *”memberi dan berbuat baik”*..niscaya *hidup kita akan menjadi lebih indah.*